Serba Serbi Bulan Dzul Qa’dah

Makna dari kata Dzulqa’dah dipandang dari gramatikal bahasa Arab adalah “Penguasa Gencatan senjata” karena pada saat itu bangsa Arab meniadakan peperangan. Sebab itulah, bulan tersebut dianggap sebagai bulan yang sakral yang dalam bahasa Al Quran dinamakan Al Asyhur Al Hurum (beberapa bulan yang mulia) atau dalam versi Imam Ghozali menyebutnya dengan redaksi al ayyam al fadhilah (Ihya’u Ulumiddin juz 1 halaman 366-367).

Keberadaan kemuliaan bulan dzul qa’dah ini diperkuat kembali oleh narasi Syekh Al Imam An Nawawy Al Bantany dalam kitabnya Madarij As Su’ud halaman 34

واعلم) ان افضل الشهوررمضان ثم المحرم ثم رجب ثم ذوالحجة ثم ذوالقعدة ثم شعبان,وباقى الاشهر على حد سواء)

“(ketahuilah) bahwa paling utamanya bulan adalah bulan ramadhan kemudian muharam kemudian rajab kemudian dzul hijjah kemudian dzul qo’dah kemudian syaban,maka selainya adalah sama (dilihat dari grade/tingkatannya).”

Ada pula yang berpendapat bahwa Dzulqa’dah berasal dari dua kata yaitu “Dzul” artinya pemilik dan “Qa’dah” artinya duduk. Dinamakan Dzulqa’dah karena pada bulan itu kaum laki-laki Arab dahulu beristirahat dari perang dan menikmati hari-harinya dengan duduk-duduk di rumah.

Penentuan awal bulan Dzulqa’dah menjadi penting karena selanjutnya pada tanggal 29 Dzulqa’dah menjadi tanggal pelaksanaan ru’yatul hilal untuk menentukan pelaksanaan ibadah haji di bulan Dzulhijjah. Dengan menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah maka dapat diketahui waktu-waktu pelaksanaan ritual haji dan Hari Raya Idul Adha.

Syaikh Ali bin Ibrahim berkata: “Sungguh pada bulan-bulan yang dimuliakan kebaikan dan keburukan dilipatgandakan”.

Sedangkan keutamaan bulan dzulqa’dah diceritakan langsung oleh Al Quran adalah sebagai berikut :

  1. Bulan Dzulqa’dah termasuk bulan yang mulia (al asyhur al hurum)

Seperti keterangan yang telah disebutkan diatas bahwa bulan dzulqa’dah merupakan bulan yang mulia, lebih tepatnya 3 bulan disebutkan dalam hitungan runtut yaitu dzulqa’dah, dzulhijjah dan muharam dan satunya lagi yaitu bulan rajab. Keterangan ini sangat masyhur dan dapat kita lihat pada Q.S.At Taubah ayat 36

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَات وَالأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ وَقَاتِلُواْ الْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَآفَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

2. Merupakan Salah Satu Bulan Haji (Untuk memulai ikhram)

Hal ini dapat kita lihat bersama dalam Q.S.Al Baqarah ayat 197, Tafsir Ibnu Katsir juz 1 halaman 290

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

 “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”

3. Bulan dimana Allah SWT berbicara kepada Nabi Musa AS yaitu selama 30 hari ditambah 10 hari dari bulan Dzulhijjah (Q.S.Al Araf 142, Tafsir Ibnu Katsir juz 1 halaman 290) 

وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً وَقَالَ مُوسَى لأخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ

Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat)  sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya, yaitu Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, perbaikilah, dan jangan kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.” 

Wallahu ‘alam bishowwab

Oleh : Ulil Absor

Bagikan ke:

Share on facebook
Facebook
Share on email
Email
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp

Tinggalkan Komentar

Wali Santri Ponpes 1

Untuk menjalin berkomunikasi antara pengurus, dengan wali  santri, silahkan klik tombol dibawah ini.

Wali Santri Ponpes 2

Untuk menjalin berkomunikasi antara pengurus, dengan wali  santri, silahkan klik tombol dibawah ini.

Alumni Ponpes 1

Wadah menjalin berkomunikasi antara Alumni Ponpes 1 silahkan klik tombol dibawah ini.

Alumni Ponpes 2

Wadah menjalin berkomunikasi antara Alumni Ponpes 2 silahkan klik tombol dibawah ini.

Konsultasi

Pondok I

Klik disini untuk chat dengan mengirim Pesan Whatshapp ke Pengurus Pondok Pesantren Assalafiyah I Brebes

Pondok II

Klik disini untuk chat dengan mengirim Pesan Whatshapp ke Pengurus Pondok Pesantren Assalafiyah II Brebes

Email

Klik disini untuk mengirim email kepada admin tentang pertanyaan dan saran untuk Ponpes Assalafiyah Brebes